Sebelum menggunakan komputer, tentu hal yang
pertama kali yang akan kita lakukan adalah menghidupkannya. Proses tersebut
dengan menekan tombol power baik itu pada pc ataupun laptop, bahkan smartphone.
Sistem tersebut akan menjalankan sebuah proses pemeriksaan dan penyiapan sampai
perangkat benar-benar siap bekerja. Inilah yang disebut dengan booting. Kali
ini kita akan mempelajari bersama tentang pengertian dan jenis-jenis booting.
Pengertian Booting
Booting
adalah satu rangkaian pekerjaan untuk memeriksa kesiapan seluruh komppnen yang
terpasang pada komputer. Sistem ROM-BIOS (Read Only Memory – Basic Input
Output System) akan melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap kesehatan
setiap komponen yang ada, sehingga komputer dipastikan dalam kondisi ‘sehat’
sebelum sistem operasi mengambil alih penggunaan.
Tahapan booting secara umum adalah sebagai
berikut,
Menghidupkan komputer dan pengaktifan BIOS
Pada tahap ini komputer baru hidup dan
komponen-komponen hardware yang terpasang mulai teraliri listrik.
Komponen-komponen seperti RAM, dan prosesor masih dalam keadaan kosong dan
belum melakukan proses instruksi apapun.
Baca Juga : Pengertian Sistem Komputer Dan Komponennya
Power-On Self Test (POST)
BIOS yang sudah aktif mulai melakukan pembacaan
dan pemeriksaan terhadap komponen hardware komputer. Pemeriksaan fungsinya
untuk memastikan jika seluruh komponen siap bekerja dan dalam kondisi terbaik.
Contoh pemeriksaan yang dilakukan oleh BIOS misalnya, pemeriksaan temperatur
prosesor, keadaan RAM, fungsi Hard Disk Drive, dan komponen-komponen lainnya.
Mengalihkan ke Sistem Operasi
Setelah pemeriksaan selesai dan seluruh komponen
yang terpasang pada komputer berfungsi dengan baik, maka tahapan selanjutnya
adalah memuat Sistem Operasi. Maka tampilan layar akan beralih ke booting
sistem operasi yang masing-masing memiliki ciri khas tertentu.
tampilan khas booting windows 10
tampilan khas booting windows 8
tampilan khas booting windows 7
Jika dalam komputer tersebut ternyata belum ada
sistem operasi atau terjadi kesalahan pemuatan (biasanya karena kerusakan
file-file boot sistem) maka BIOS akan menampilkan menu “Please Insert Boot Device”.
Begitupun jika sistem operasi yang terpasang lebih dari satu, maka BIOS akan
menampilkan menu pilihan sistem operasi yang akan dijalankan.
Pengertian dan Jenis-jenis Booting
Cold Booting
Adalah aktifitas menghidupkan komputer seperti
biasa dalam keadaan normal. Cold booting berawal dari setiap komponen komputer
dalam keadaan belum teraliri listrik sama sekali. Pemakaian kata Cold merujuk
pada setiap komponen yang masih dalam keadaan ‘dingin’.
Warm Booting
Seperti halnya penggunaan kata ‘cold’, Warm
Booting pun merujuk pada kondisi komponen pada saat booting terjadi. Warm
Booting adalah proses booting yang dilakukan oleh komputer yang sebelumnya
dalam kondisi menyala atau teraliri listrik. Warm Booting terjadi ketika
komputer yang sedang bekerja kemudian mengalami kondisi error yang memerlukan
pemeriksaan oleh BIOS. Komputer yang berada dalam kondisi hidup ini kemudian
akan secara otomatis (terpaksa) masuk dalam kondisi booting.
Secara proses Warm Booting ini hampir sama dengan
reboot atau restart. Yang membedakannya adalah bahwa Warm Booting terjadi
karena kondisi kerusakan dalam pembacaan komponen hardware yang ada.
Soft Booting
Secara proses soft booting memiliki kesamaan
dengan warm booting, yaitu proses booting yang dilakukan oleh BIOS. Bedanya
adalah soft booting terjadi bukan karena pembacaan kerusakan pada komponen
hardware. Soft Booting adalah proses booting yang terjadi ketika
komputer dalam kondisi hidup yang terjadi apabila ada perubahan dalam
pengaturan BIOS.
Hal ini terjadi apabila user melakukan perubahan
pada pengaturan BIOS yang ada, sehingga untuk melanjutkan ke pemuatan Sistem
Operasi, komputer membutuhkan proses booting ulang. Bagi kita yang terbiasa
mengakses menu BIOS mungkin akan menyadari hal ini, jika kita melakukan
perubahan settingan BIOS maka akan ada menu pilihan ‘Save and Exit’ yang akan
melakukan booting otomatis kembali. Hal ini agar BIOS bisa melakukan pengecekan
ulang kesesuaian settingan dengan komponen hardware yang terpasang.
Menu
BIOS
Hard Booting
Hard Booting adalah proses booting yang terjadi secara terpaksa, hal ini karena
ada kerusakan atau kondisi komputer yang tidak bekerja (Hang). Menekan tombol
power atau tombol restart (pada PC) bisa mengakibatkan terjadinya proses hard
booting ini. Dalam proses booting ini, seluruh listrik yang mengalir pada
komponen hardware akan terputus sementara waktu sampai booting kembali
berjalan.
Perlu kita ketahui, bahwa proses hard booting ini
membahayakan bagi sebagian komponen komputer. terutama hard disk yang pada saat
terjadi hard booting sedang dalam keadaan bekerja, perubahan daya yang terjadi
secara tiba-tiba akan mengakibatkan proses putaran piringan akan langsung
terhenti. hal ini bisa mengakibatkan kerusakan yang berdampak pada kesehatan
Hard Disk.
Karena secara sistem komputer tidak
merekomendasikan proses hard booting ini, mengingat dari resiko yang ada, maka
untuk melakukannya kita harus menekan tombol power dalam waktu yang agak lama.
Hal ini juga menghindari terjadinya hard booting yang berasal dari ketidak sengajaan
menekan tombol power.
Reboot
Istilah lain dari restart atau kembali mengulang.
Reboot terjadi ketika komputer dalam keadaan hidup dan teraliri listrik, sama
halnya dengan jenis warm, soft, atau hard. Bedanya reboot ini terjadi ketika
ada perubahan pada sistem operasi, seperti penginstalan aplikasi-aplikasi yang
secara khusus berpengaruh pada sistem operasi.
Proses reboot ini terjadi bukan karena kerusakan
sistem dan lebih atas kesadaran user yang melakukannya. Dengan proses reboot
ini harapannya aplikasi yang baru terinstal akan berjalan optimal. Beberapa
aktifitas yang bisa menyebabkan permintaan reboot seperti penginstalan driver
baru, anti virus, update Sistem operasi, atau penghapusan aplikasi-aplikasi
tertentu.
Hal -hal yang Mempengaruhi Kecepatan Booting
Proses booting memakan waktu yang berbeda-beda
tergantung dari berbagai hal. Kita bisa mengantipasi dan mengurangi waktu
booting dengan memperhatikan hal-hal berikut,
Perhatikan setiap komponen yang
terpasang. Sebaiknya pastikan sebelum booting terjadi, tidak ada komponen
tambahan yang tersambung ke komputer. BIOS akan membaca Flashdisk atau komponen
lain yang tersambung yang tentunya akan membuat proses booting menjadi lebih
lama.
Jika perlu, aktifkan menu fast booting oada
BIOS. Beberapa BIOS memiliki pengaturan fast boot agar proses berlangsung
lebih cepat. Kamu bisa menerapkan pengaturan fast boot jika booting pada
komputer kamu ternyata memakan waktu yang lama. Namun setiap pengaturan pada
BIOS ini harus dilakukan dengan hati-hati.
Perhatikan aplikasi-aplikasi yang berjalan
otomatis (Aplikasi Start Up). Pembacaan aplikasi-aplikasi terjadi
ketika booting masuk ke tahapan pemuatan Sistem Operasi. Semakin banyak
aplikasi Start Up maka proses pemuatan Sistem Operasi akan berlangsung lebih
lama setidaknya sampai kondisi stabil dan siap pakai. Untuk memilih dan
mengatur aplikasi Start Up, pada sistem operasi windows kita bisa masuk ke Task
Manager dan masuk ke tab Start Up. Silahkan sesuaikan aplikasi-aplikasi yang
kita butuhkan pada saat pertama kali Windows berjalan.
Demikian artikel tentang Pengertian dan
Jenis-jenis booting, semoga bermanfaat. Silahkan sampaikan kritik, masukan dan
pertanyaan di kolom komentar.
Sumber : kanghadad.web.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar